“…terkait manfaat yang bisa diberikan jika perubahan itu memang berhasil. Akan ada orang-orang yang hidupnya tidak lagi menderita. Kehidupan mereka akan lebih baik.” ~ h. 210
Makarim mendapatkan tugas memantau dan menilai tiga sosok yang dicurigai atas lenyapnya uang senilai 17 miliar di Bank UBI. Reza, Rafid dan Amanda, tiga orang yang memiliki posisi strategis di Bank UBI cabang Surabaya dan kesamaan yang mereka miliki adalah pernah menjadi anak didik Ayumi, scout UBI, seorang pencari bakat yang akan dilatih menjadi bankir di masa depan.
Tuduhan mengarah pada motif-motif ketiga tokoh ini. Rifad sebagai pemimpin Serikat Pekerja yang terus mengkritisi pihak bank UBI tetapi memiliki pendanaan yang kuat, Reza dengan demotivasi kerja padahal sebelumnya memiliki kinerja yang sangat sistematis dan selalu mengalami peningkatan, sedangkan Amanda, sosok yang sebenarnya tanpa cela dengan prestasi yang menanjak tetapi anehnya masuk dalam daftar yang dicurigai karena adanya kemungkinan semangat dan prestasinya hanyalah untuk menyelubungi kejahatannya.
Novel ini bukan memuat unsur detektif-menemukan-pelaku tetapi lebih dalam lagi tentang rencana perubahan sistem yang selama ini memerah karyawan untuk digunakan sebagai kamuflase yang menutupi bisnis gelap dalam tubuh bank UBI.
“Dengan begini, saya nanti pelan-pelan akan mendapat kewenangan untuk bisa berbuat banyak. Pada saatnya nanti, kalau saya berjuang keras dan bersabar … Itulah jalan yang benar. Itulah jalan yang saya pilih.” Amanda h.108.
“Sistem ini sudah terlalu rusaknya sehingga tidak bisa disetel dari dalam. Banyak orang yang sudah mencobanya dan berakhir menjadi penyambung nyawa sistem saja. Menjadi rongsokan.” ~ Rifad h. 157.
Patriot versus Loyalis. Dua kubu inilah yang menginginkan adanya perubahan dalam sistem bank UBI supaya lebih memperhatikan para karyawannya dengan beban kerja yang tak sepadan dengan gaji yang diterima. Rifad sebagai simbol patriot dan Amanda sebagai simbol loyalis.
Dua kelompok yang lazim dijumpai di sebuah sistem, loyalis dan patriot. Keduanya memiliki tujuan yang sama, hanya jalur yang diambilnya berbeda. Dua kelompok yang sebenarnya bisa saling menguatkan dan mengoreksi supaya tujuan kebaikan tidak terdistraksi oleh usaha belah bambu yang malah mengalihkan dari tujuan utama.
Perubahan ke arah yang lebih baik akan terjadi dengan kesungguhan komitmen yang berfokus pada tujuan kebaikan tanpa hilang fokus pada distraksi-distraksi yang mengecoh.
Rencana Besar • Tsugaeda • Bentang Pustaka • Cetakan Pertama, Agustus 2013 • 372 halaman
Timbunan Resensi 